UMKM : Tulang Punggung Penyerapan Tenaga Kerja yang Kurang Tersentuh Pemerintah

DEPOKPOSUMKM memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka pengangguran. Namun, UMKM juga menghadapi beberapa tantangan, seperti kurangnya akses ke pasar dan kurangnya kemampuan bersaing dengan perusahaan besar. Oleh karena itu, diperlukan strategi pemasaran yang efektif dan inovatif untuk meningkatkan penjualan dan meningkatkan kesadaran merek pada UMKM.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) selalu menjadi primadona dalam roda perekonomian Indonesia. Peran mereka tak hanya sebagai penggerak ekonomi di tingkat akar rumput, tetapi juga sebagai penyedia lapangan kerja utama bagi jutaan masyarakat. Data menunjukkan, sebagian besar tenaga kerja di Indonesia terserap oleh sektor UMKM, menjadikannya kunci dalam menekan angka pengangguran. Namun, di balik potensi besar ini, UMKM kerap menghadapi tantangan berat, terutama terkait kurangnya dukungan yang komprehensif dari pemerintah.

Di tengah ketatnya persaingan di pasar kerja formal, UMKM menjadi “pelabuhan” bagi mereka yang tidak terserap di industri besar. Mereka menawarkan kesempatan bagi lulusan baru, pekerja yang terdampak PHK, hingga individu yang ingin memulai usaha sendiri. Fleksibilitas dalam jam kerja dan struktur organisasi yang cenderung lebih sederhana juga menjadi daya tarik bagi banyak pencari kerja. Tak heran jika UMKM disebut sebagai lokomotif perekonomian yang sesungguhnya.

Bacaan Lainnya

UMKM tersebar di berbagai sektor, mulai dari kuliner, kerajinan tangan, fesyen, hingga jasa. Skala usaha yang fleksibel memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan kondisi pasar lokal dan menyerap tenaga kerja dengan beragam latar belakang dan tingkat keterampilan. Dari ibu rumah tangga yang memiliki usaha katering kecil hingga bengkel rumahan yang mempekerjakan beberapa teknisi, UMKM secara konsisten menciptakan peluang kerja baru.***

Noval Juang Arrahman,
Mahasiswa Universitas Pamulang

Pos terkait