Pentingnya Menjaga Kebersihan Sungai

Sungai merupakan aliran air yang mengalir terus menerus. Sungai memiliki peran penting sebagai sumber kehidupan bagi makhluk hidup di sekitarnya. Jika kondisi lingkungan sungai tercemar, maka kehidupan di dalam maupun di sepanjang aliran sungai akan terancam. Umumnya sebagian besar sungai yang mengalir di perkotaan sudah tercemar, contoh faktor penyebabnya adalah kepadatan penduduk tidak sebanding dengan ketersediaan lahan dan karena sungai menjadi tempat pembuangan limbah dari pabrik-pabrik disekitarnya.

Masalah yang sering timbul di sungai yaitu sampah, dan rata-rata berasal dari buangan warga masyarakat baik melalui jembatan, maupun titik tertentu yang terbiasa digunakan untuk membuang sampah. Sampah-sampah di sungai akan mengumpul pada lokasi tertentu ketika awal musim penghujan karena terbawa arus, sehingga membuat titik tersebut terkesan kumuh dan tidak sehat. Menurut Kompasiana.com Dalam peringatan hari sungai 27 Juli 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat setidaknya 46 persen sungai di Indonesia berada dalam kondisi tercemar berat. Di Jakarta sendiri, National Geographic (Maret, 2020) mencatat bahwa dari 57 persen sampah yang ada, 8,2 persennya merupakan limbah tekstil.

Berikut adalah banyak dampak yang terjadi apabila masih banyak orang yang masih membuang sampah ke sungai. Pertama, berkurangnya ketersediaan air bersih Dilansir dari National Geographic, dari keseluruhan air bersih di dunia hanya satu persen yang bisa diakses dan digunakan seluruh umat manusia. Salah satu dari satu persen tersebut adalah sungai. Sehingga jika sungai tercemar sampah, ketersediaan air bersih juga berkurang.

Kedua, Sungai menjadi kotor dan bau Sampah yang dibuang sembarangan ke sungai menjadikan air sungai kotor dan bau. Mengutip dari Compound Interest, penguraian awal zat organik sampah yang lambat dan konsumsi oleh mikroorganisma mengjasilkan serangkaian senyawa kimia yang berbau tidak sedap.

Ketiga, Banjir Pendangkalan air sungai akibat penumpukan sampah, akan membuat volume tampungan air sungai berkurang. Ketika hujan besar atau ada kiriman air, sungai tidak mampu menyediakan volume yang cukup untuk air mengalir. Selain berkurangnya volume sungai, sampah juga membuat aliran sungai mampet. Akibatnya, air akan meluap dari sungai dan menciptakan banjir. Semakin deras hujan yang turun, maka semakin besar banjir yang terjadi.

Keempat, Menjadi sumber penyakit Sungai yang tercemar sampah merupakan tempat berkembangnya bakteri penyebar penyakit. Jika air tercemar tersebut dikonsumsi, bakteri akan masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan berbagai macam penyakit. Dilansir dari World Health Organization, air yang tercemar dapat menularkan penyakit seperti diare, kolera, disentri, tipus, dan polio. Adapun air minum yang menyebabkan penyakit diare, diperkirakan bertanggung jawab atas kematian 485 ribu orang setiap tahunnya.

Pengolahan sampah dapat dilakukan dengan Reduce, Reuse, Recyle hal itu dilakukan untuk mengurangi sampah plastik yang ada di sekitar kita. Reduce dapat dilakukan dengan mengurangi sampah plastik, seperti dengan membawa tas belanja sendiri yang dapat digunakan berkali-kali, sehingga kita dapat mengurangi sampah plastik, kemudian Reuse dapat kita lakukan dengan menggunakan kembali barang yang masih bisa dipakai, dan Recycle adalah dengan mendaur ulang sampah plastik yang telah kita gunakan supaya dapat kita gunakan kembali contoh dengan membuat tas dari sampah plastik. Kebiasaan kebiasaan ini harus kita mulai sejak dini, dan dimulai dengan lingkungan sekitar kita. Kita harus mampu menjaga lingkungan supaya terhindar dari bencana. Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, membedakan sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kita harus melakukan kebiasaan baik sejak dini untuk menjaga lingkungan demi generasi selanjutnya.

Oleh : Lolik Muhammad At-thoriq
Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka

Pos terkait