Ketergantungan pada Gawai: Generasi Muda Jadi Susah Fokus

Di era digital saat ini, gawai telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupansehari-hari.

DEPOKPOS – Dari saat bangun tidur hingga menjelang tidur kembali, mata kita nyaris taklepasdari layar ponsel. Sekilas, ini tampak sebagai bentuk kemajuan.

Akses informasi yangsangat cepat, komunikasi lebih praktis, dan berbagai hiburan dapat kita lihat. Namun dibalikitu, adakekhawatiran yang semakin nyata. Apakah kita ketergantungan pada gawai?

Rasa-rasanya, hidup tanpa gawai kayak ada yang kurang aja gitu. Bayangkan. Baru sebentar belajar, sudah timbul rasa bosan dan rasanya inginbuka Instagram atau tiktok. Niatnya sebentar saja, tahu-tahu sudah satu jam scroll video lucuyangsebenernya tidak penting-penting banget, dan itu yang saya rasakan. Dulu, baca buku tebal itubiasa.

Bacaan Lainnya

Sekarang? Baca caption panjang saja sudah malas. Sadar gak sih, lama-lama ini bikinkitajadi generasi yang susah fokus. Bahkan bukan cuma saya saja yang merasa begitu, teman-temansaya pun bilang hal yang sama. Konten instan media sosial seperti video Tiktok, Instagram reels, atau YouTube reels bikin segalanya serba cepat dan padat.

Informasi yang ditampilkan dalambentuk singkat, dansemuanya harus menarik sejak detik-detik awal. Jika tidak?

Lanjut scroll. Yang menjadi masalah, otak kita jadi terbiasa dengan pola seperti itu, dan kita jadi mulai kehilangan kesabaranuntukmenyerap informasi yang membutuhkan waktu dan proses. Kebanyakan konten hari ini bukanmengajak kita untuk berpikir, tapi ngajak tertawa atau emosi sesaat.

Tidak heran jika generasi sekarang makin jago multitasking, tapi juga makin sulit mendalami satu secara penuh. Kita mungkin pintar cari informasi lewat google, jago dalam hal membuat konten Tiktok, atau lain sebagainya yang berkesinambungan dengan kecanggihan gawai pada masa kini.

Tetapi kalau tidak hati-hati dan bijak dalam menggunakannya, kita juga bisa menjadi generasi yangkehilangan kemampuan untuk fokus dalam menganalisis suatu masalah agar benar-benar paham. Jangan sampai kita kehilangan daya pikir yang mendalam. Pendidikan, pekerjaan, bahkanhubungan personal semua butuh fokus. Tanpa itu, kita hanya manusia yang bergerak cepat tapi kosong.

Teknologi bisa membawa berkah atau bencana, tergantung siapa yang pegang kendali. Kalau kita yang terus dikendalikan, lama-lama bukan cuma waktu yang terbuang, tapi jugakemampuan kita untuk berpikir jernih.

Generasi yang susah fokus adalah generasi yangmudahdiarahkan, mudah dipengaruhi, dan sulit berkembang. Kita perlu ruang tanpa layar. Bukanberarti gawai harus dibuang atau teknologi dimusuhi, tapi kita hanya perlu membatasi penggunaannyaatau belajar menikmati momen-momen tanpa harus pegang gawai. Fokus adalah keterampilan. Layaknya otot, jika tidak dilatih, ya lemah. Jadi, siapa yang pegang kendali sekarang, kita atau gawai?

Rafli

Pos terkait