#KaburAjaDulu : Bukan Cuma Soal Cuan, Tapi Tentang Harapan

DEPOKPOS – Belakangan ini tagar #KaburAjaDulu lagi ramai di media sosial. berwawal cuma dari lucu-lucuan aja atau cuma curhat soal hidup yang lelah, tapi di balik semua candaan itu, ada realita yang jauh lebih serius, ada banyak anak muda yang diam-diam nyiapin paspor, bukan buat liburan, tapi buat nyelametin masa depan.

Sejak kecil, kita selalu terbiasa diberi nasehat, “Sabar aja dulu, semua juga ada waktunya.” Tapi makin ke sini, kenyataan hidup terasa semakin berat. Harga-harga kebutuhan naik terus, kerja keras selalu nggak dihargai, dan sistem sering banget berpihak ke orang yang punya koneksi, bukan potensi. Nggak heran kalau makin banyak orang yang memilih untuk pergi ke luar negeri, Bukan karena ingin pamer atau liburan, tapi karena ingin bertahan dan berkembang di tempat yang lebih baik dan mendukung.

Trend ini bukan hanya sekedar asumsi saja, data menunjukkan semakin banyak anak muda Indonesia yang benar-benar mengambil tindakan itu. Menurut laporan EducationUSA, ada lebih dari 8.300 pelajar Indonesia yang terdaftar kuliah di Amerika Serikat pada tahun ajaran 2023/2024. Angka ini bikin Indonesia jadi salah satu pengirim pelajar terbanyak dari Asia Tenggara. Bukan cuma karena gelar keren aja, tapi karena sistem pendidikan di luar negeri dinilai lebih fleksibel, terbuka, dan terhubung langsung ke dunia kerja. Sekitar 50% mahasiswa Indonesia di AS bilang kualitas universitas menjadi alasan utama mereka kuliah di sana. Sementara 42% lainnya mempertimbangkan beasiswa dan bantuan keuangan.

Pergi itu bukan berarti nggak cinta atau sayang sama negeri sendiri. Justru karena sayang, kita ingin tumbuh jadi versi terbaik dari diri sendiri. Tapi terkadang, tempat untuk tumbuh itu nggak tersedia di sini. Sistem pendidikan yang terlalu kaku yang hanya menekankan aturan dan hafalan bukan pemahaman dan kreativitas, peluang kerja yang sempit yang mengutamakan pengalaman kerja sedangkan dibatasi oleh usia, sampai minimnya penghargaan terhadap kerja keras yang lebih mengutamakan koneksi daripada potensi. Semua itu yang ngebuat banyak anak muda diam-diam nyiapin paspor, lalu “kabur” buat cari kehidupan yang lebih baik.

Mereka yang pergi ke luar negeri juga bukan mereka yang punya uang. Banyak juga dari mereka yang rela banting tulang, kerja sambil kuliah, atau bahkan jauh dari keluarga demi kesempatan yang lebih baik. Bukan cuma untuk cari gaji besar aja, tapi cari tempat di mana mereka bisa tumbuh tanpa harus jadi orang dalam duluan. Karena kadang, untuk tetap waras dan tumbuh, kita harus berani “kabur”, bukan untuk lari dari masalah, tapi untuk mengejar kemungkinan yang lebih masuk akal.

Rahma Dian Pratiwi

Pos terkait