DEPOKPOS – Perpindahan dari lingkungan desa ke kota atau daerah baru sering kali membawa tantangan tersendiri, terutama bagi anak-anak yang harus menyesuaikan diri dengan budaya dan kebiasaan yang berbeda. Proses adaptasi ini kerap menimbulkan benturan budaya yang dapat memengaruhi kehidupan sosial dan psikologis mereka.
Anak-anak desa biasanya tumbuh dalam lingkungan yang lebih sederhana dan dekat dengan alam. Mereka terbiasa dengan interaksi sosial yang lebih intens dan nilai-nilai tradisional yang kuat. Saat berpindah ke lingkungan baru, misalnya di perkotaan atau daerah yang lebih modern, mereka dihadapkan pada gaya hidup yang lebih cepat, teknologi yang lebih maju, dan norma sosial yang berbeda.
Perbedaan tersebut membuat mereka harus belajar mengubah pola pikir dan perilaku agar dapat diterima di lingkungan baru. Misalnya, cara berkomunikasi yang lebih formal atau penggunaan bahasa yang berbeda bisa menjadi kendala awal.
Adaptasi budaya juga membawa dampak emosional. Anak-anak yang terbiasa hidup di desa sering merasakan kerinduan pada suasana lama, keluarga, dan teman-teman. Di lingkungan baru, mereka mungkin mengalami kesulitan untuk bergaul karena perbedaan bahasa, kebiasaan, atau bahkan gaya berpakaian.
Situasi ini bisa menimbulkan rasa canggung, minder, atau bahkan tekanan sosial yang berdampak pada kepercayaan diri mereka. Namun, dengan waktu dan dukungan dari keluarga serta lingkungan sekitar, banyak anak dapat menyesuaikan diri dan menemukan identitas baru yang sesuai dengan lingkungan barunya.
Sekolah dan komunitas lokal memiliki peran penting dalam membantu anak-anak desa beradaptasi. Sekolah yang inklusif dan ramah budaya dapat menciptakan suasana belajar yang mendukung, di mana perbedaan dihargai dan dijadikan kekuatan bersama.
Program pengenalan budaya dan kegiatan sosial yang melibatkan berbagai latar belakang budaya juga dapat mempermudah proses integrasi. Dengan adanya dukungan tersebut, anak-anak tidak hanya mampu beradaptasi secara sosial tetapi juga mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan di lingkungan baru.
Benturan budaya yang dialami anak desa ketika memasuki lingkungan baru adalah fenomena yang umum dan memerlukan proses adaptasi yang tidak singkat. Perbedaan gaya hidup, tantangan sosial, dan dampak emosional menjadi bagian dari dinamika yang harus dihadapi. Dengan dukungan dari lingkungan sekitar, terutama keluarga dan sekolah, anak-anak dapat melewati proses tersebut dan berkembang menjadi individu yang mampu menyesuaikan diri di berbagai lingkungan sosial.
Libertini Warae
Prodi Akuntansi
Universitas Pamulang
